PRABU KRESNA Prabu KresnaRaden Narayana setelah menjadi raja bernama Prabu Harimurti Padmanaba, karena ia titisan Begawan Padmanaba. Disebut juga Prabu Dwarawati, karena menjadi raja di negeri Dwarawati, dan disebut juga Prabu Kresna, karena berkulit hitam dan lain-lain. la dapat bertahta di Dwarawati karena mengalahkan seorang raja raksasa bernama Prabu Kunjana Kresna di negeri tersebut, dan nama Kresna itu dipakainya juga sebagai namanya sendiri, yakni Prabu Kresna. Prabu Kresna sebagai pengasuh Pandawa atau disebut dalang, ialah seorang yang pandai menjalankan siasat politik negara, peperangan dan lain-lain. Prabu Kresna mempunyai senjata cakra, senjata yang hanya dikuasai oleh titisan Wisnu, dan mempunyai azimat kembang Wijayakusuma, untuk menghidupkan orang mati, yang belum sampai pada takdirnya. Dalam perang Baratayudha Sri Kresna yang memegang daya upaya kemenangan Pandawa. Usia Prabu Kresna lanjut, hingga sehabis perang Baratayudha. Sri Kresna berpermaisuri 4 puteri 1 Dewi Jembawati, anak seorang pendeta kera Kapi Jembawan dipertapaan Gadamedana, berputera Raden Samba; 2 Dewi Rukmini, puteri Prabu Rukma, seorang raja di Lesanpura, berputra Dewi Siti Sundari; 3 Dewi Setyaboma, putri Prabu Setyajid, seorang raja di Lesanpura, dan berputra Raden Setyaka, dan 4 Dewi Pretiwi, putri Hyang Antaboga, berputra Prabu Kresna mampu bertiwikrama yaitu berganti rupa menjadi raksasa. Pada lakon Kresna gugah, yaitu Kresna sedang tidur dalam rupa raksasa tiwikrama. Dalam cerita ini diriwayatkan bahwa siapa yang mampu membangunkan Sri Kresna akan memenangkan perang Baratayudha. Maka kedua belah pihak Pandawa dan Kurawa berusaha membangunkannya. Namun tindakan Kurawa sia-sia belaka. Hanya Arjuna yang dapat membangunkan Sri WAYANGWayang Prabu Kresna bermuka hitam, sedangkan seluruh badan berpraba. Wayang ini untuk dimainkan pada waktu sore. Tetapi pada waktu hampir pagi berganti wayang yang bercat hitam seluruh badan. Prabu Kresna berwanda 1 Gendreh, karangan Sri Sultan Agung di Mataram, 2 Rondon, 3 Wayang Purwa, terbitan Balai Pustaka juga tahun 1965. Disusun oleh Pak Hardjowirogo.
kisahperang mahbhrata kurukshetra, cerita wayang mahabarata sepenggal persinggahan, tokoh pandawa dalam kesenian wayang kumpulan dongeng, sejarah lengkap pengaruh kebudayaan hindu dan budha di, cerita wayang bahasa jawa mahabarata, kisah mahabharata lengkap epub world of pdf, ramayana sejarah dan budaya nusantara, mahabharata wikipedia bahasa
Pada pembelajaran Bahasa Jawa Dhialek Banyumasan Kelas IV Sekolah Dasar Kurikulum Merdeka terdapat pembahasan mengenai Cerita Wayang Prabu Yudhistira. Tujuan pembelajaran kegiatan ini adalah peserta didik dapat memahami cerita wayang tentang tokoh Yudhistira dan menceritakan karakter tokoh wayang menggunakan ragam bahasa YuhistiraPrabu Yudhistira ratu neng Negara Amarta Ngamarta. Dasanamane Prabu Yudhistira yakuwe Prabu Darmakusuma, Darmaputra, Darmawangsa, Darmaraja, Sadha Dwija Kangka, Sang Ajathasatru, lan Gunatalikrama. Garwane asma Dewi Drupadi putrane Prabu Drupada sekang Negara Yudhistira ratu kang duwe watak pandhita. Watake sabar lan ikhlas. Lila dunya lila neng pati. Apa bae barang duweke, angger ana sing njaluk mesthi dewenehna. Sanajan duweke mau barang sing ora gelem ngapusi goroh lan ora tau perang. Senajan dipeksa dening Prabu Kresna supaya gelem goroh kanggo menange pandhawa, nalikane Pendhita Dorna madeg Mahasenapati neng perang Bharatayuda, Prabu Puntadewa tetep ora kersa goroh. Prabu Yudhistira tetep ngendhikane blaka, Ingkang pejah Hesthitama". Mung olehe ngendhika "Hesthi" lirih, "Tama" ne Prabu Yudhistira awujud kitab/buku, jenenge Pustaka Jamus Layang Kalimasada. Pusaka liyane wujud tumbak lan payung, jenenge tumbak Karawilang lan payung Tunggulnaga. Prabu Yudhistira kena diarani manungsa setengah dhewa sebab Prabu Yudhistira duwe tenger kaya dewa, kaya dene getihe putih, sipate sabar, ora gelem jengkel, ora duwe mungsuh, lan tansah tresna maring Yudhistira urip rukun karo sedulur-sedulure. Prabu Yudhistira tresna banget karo adhi-adhine. Semana uga adhi-adhine, bekti marang sedulur tuwane. Adhi-adhine Werkudara, Arjuna, Nakula lan Sadewa banget ngajeni marang Prabu Yudhistira. Sipate prabu Yudhistira nrima ora nana Isine Wacan1. Apa bae dasanamane Prabu Yudhistira?Dasanamane Prabu Yudhistira yakuwe Prabu Darmakusuma, Darmaputra, Darmawangsa, Darmaraja, Sadha Dwija Kangka, Sang Ajathasatru, lan Gunatalikrama. 2. Kenangapa panyuwune Prabu Kresna ora deturuti?Prabu Puntadewa tetep ora kersa goroh. Prabu Yudhistira tetep ngendhikane blaka, Ingkang pejah Hesthitama". Mung olehe ngendhika "Hesthi" lirih, "Tama" ne Apa buktine Prabu Yudhistira duwe sipat lila lan legawa?Apa bae barang duweke, angger ana sing njaluk mesthi dewenehna. Sanajan duweke mau barang sing Tulisen conto lamona Prabu Yudhistira duwe sipat luhur?Yudhistira ora gelem ngapusi goroh lan ora tau perang5. Apa buktine sing mbuktekna Prabu Yudhistira duwe sipat nrima?Apa bae barang duweke, angger ana sing njaluk mesthi pembahasan mengenai Cerita Wayang Prabu Yudhistira. Semoga tulisn ini Buku Bahasa Jawa Dhialek Banyumasan, Erlangga.
2019 Naskah Jayusman, Jayustam, Jayustan Pupuh I-III: Suntingan Teks, Terjemahan, dan Analisis Pengaruh Jawa-Islam dalam Ilustrasi. This undergraduate thesis is the result of philology and codicology research towards Jayusman, Jayustam, Jayustan (hereafter will be referred to as 3J) manuscript, the collections of Museum Sonobudoyo Yogyakarta
Dalang dan seniman se-Indonesia menemui bacapres 2024 dari PDIP, Ganjar Pranowo, di rumah dinas Puri Gedeh, Kota Semarang, Jawa Tengah Jateng, Selasa 6/6/2023. Foto Dok. IstimewaPuluhan dalang dan seniman se-Indonesia menemui bacapres 2024 dari PDIP Ganjar Pranowo di rumah dinas Puri Gedeh, Kota Semarang, Jawa Tengah Jateng, Selasa 6/6/2023.Dalang dan seniman yang tergabung dalam Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia itu menyatakan dukungannya kepada Ganjar untuk menjadi Presiden Forum Komunikasi Seniman Dalang Indonesia Ki Wartoyo mengatakan, Ganjar merupakan sosok pemimpin yang memiliki kepedulian tinggi terhadap seni budaya. Selain itu, dia menyebut Ganjar sebagai pribadi yang merakyat.“Pak Ganjar pemimpin yang peduli, merakyat yang paling hebat lagi peduli terhadap seni dan budaya,” dan seniman se-Indonesia menemui bacapres 2024 dari PDIP, Ganjar Pranowo, di rumah dinas Puri Gedeh, Kota Semarang, Jawa Tengah Jateng, Selasa 6/6/2023. Foto Dok. IstimewaSebab itu, Ki Wartoyo memberikan Ganjar wayang kulit tokoh Prabu Kresna. Tokoh pewayangan tersebut disimbolkan sebagai pemimpin yang bijak dan mampu menjalankan amanah.“Itu tadi wayangnya tokoh Prabu Kresna. itu raja yang mumpuni, bijaksana dan bisa menyelesaikan pekerjaan. Itu kita lambangkan semoga Pak Ganjar Pranowo jadi RI 1 kayak Prabu Kresno,” kata kesempatan itu, para dalang dan seniman mengharapkan Ganjar terus peduli pada pelestarian seni budaya. Tak hanya Jawa secara khusus, Ki Wartoyo berharap seluruh budaya nusantara juga dan seniman se-Indonesia menemui bacapres 2024 dari PDIP, Ganjar Pranowo, di rumah dinas Puri Gedeh, Kota Semarang, Jawa Tengah Jateng, Selasa 6/6/2023. Foto Dok. IstimewaKi Wartoyo, dalang, dan para seniman pun siap mengupayakan pekerjaan rumah yang diberikan Ganjar agar beradaptasi dengan perkembangan. Salah satunya memaksimalkan dunia digital seperti media sosial.“Kita-kita akan berusaha, untuk pertama menggunakan media sosial untuk pagelaran-pagelaran kita,” itu, Ganjar mengapresiasi dukungan yang diberikan para dalang. Ganjar berharap para dalang dan seniman menyiarkan kebaikan dalam tiap pagelaran.“Yuk wayangnya ini dengan segala karakternya dijelaskan kepada masyarakat masing-masing. Boleh juga kok ini dipas-paskan dengan cerita-cerita politik kekinian, tapi pesan-pesan kebaikan,” pungkasnya.
PrabuKresna dadi kusir Arjuna lan botohe Amarta (Pandawa) ngerti persis senjata Pasopati sing dipasang ing gandewa Arjuna. Dadi Tali kusir jaran disentak dadi jaran gerak mangarep pas wektu Pasopati wucul saka gandewa sing awale diarahke mung ning ngarep Karna nanging amerga kereta gerak mangarep dadi Senjata Sakti Pasopati pas ngeneki gulu Adipati Basukarna utawa Karna.
Kresna adalah salah seorang pemimpin yang memiliki karakter unik dan karisma tersendiri di era Mahabarata. Lahir di negri Mandura, dibesarkan dan digembleng di desa terpencil Widarakandang, yang masih menjadi bagian dari negri Mandura. Dan kemudian menjadi raja besar di negri Dwarawati. Kresna adalah seorang raja sekaligus politisi dan diplomat ulung di jamannya. Kresna adalah putra kedua Prabu Basudewa, raja dari Mandura. Basudewa yang memiliki tiga orang putra, yaitu Baladewa, yang memiliki nama muda Kakrasana, Narayana yang ketika bergelar raja bernama Kresna, dan Rara Ireng, yang kemudian dikenal dengan nama Dewi Wara Sumbadra. Ketiga bersaudara putra Basudewa ini, sejak kecil dititipkan di padepokan Widarakandang, diasuh oleh Ki Demang Antagopa, dan istrinya Nyi Ken Sagupi. Ini terjadi ketika sebelum mereka bertiga lahir, menurut desas-desusnya, permaisuri Mandura, Dewi Maerah telah melahirkan seorang putra yang berwujud raksasa, dan beranjak remaja, bernama Kangsadewa yang sesumbar akan membunuh adik-adiknya bila mereka besar demi mendapat tahta Mandura. Sehingga demi keselamatan Kakrasana, Narayana, dan Rara Ireng, mereka disembunyikan di desa terpencil itu. Ketika mereka beranjak dewasa, baik Kakrasana maupun Narayana, sama-sama mengembara secara terpisah demi mengejar ilmu kanuragan dan kautaman. Terutama yang kemudian banyak belajar dari para resi dan begawan, dan anehnya, Narayana juga banyak mendapat pembelajaran dari mimpi-mimpi di kala tidurnya. Ketika mereka kembali ke Widarakandang, Kakrasana, dan Narayana, mendapat cobaan yang nyata ketika Kangsadewa terang-terangan menantang mereka dan menuntut hak atas tahta negri Mandura. Kangsadewa dibantu pamannya yang terkenal sakti bernama Suratimantra. Sebuah rahasia terkuak ketika sebenarnya Kangsadewa sejatinya bukan anak Basudewa. Dia memang lahir dari rahim Dewi Maerah, yang terpedaya oleh seorang sakti Bangsa Raksasa bernama Gorawangsa. Yang memiliki ilmu ajian panglimunan, menipu penglihatan siapa pun yang berjumpa dengannya. Ketertarikannya kepada Dewi Maerah, membuatnya menyaru sebagai Basudewa dan kala itu hidup beberapa lama di istana Mandura, ketika Basudewa yang asli pergi dari istana. Suratimantra adalah adik dari Gorawangsa. Keributan pun terjadi. Gorawangsa bertempur seru dengan Basudewa, sementara Kangsadewa dan Suratimantra memburu Kakrasana dan Narayana. Beruntung salah seorang adik Basudewa, bernama Ugrasena segera memacu kudanya ke negri Hastinapura, meminta bantuan kakak iparnya, Pandu Dewanata. Dengan bantuan Pandu yang datang bersama anak keduanya yang masih remaja, tapi badannya tinggi besar dua kali rata-rata Bangsa Manusia biasa, bernama Bratasena, maka Gorawangsa dan Suratimantra pun mati. Kangsadewa yang lengah dan gentar setelah kematian orang tua dan pamannya, pun menjadi lengah dan mati di tangan Kakrasana. Sejak itulah Kakrasana, Narayana dan Rara Ireng diboyong ke kerajaan Mandura. Tak berapa lama kemudian tahta Mandura pun deserahkan kepada anak sulung Basudewa, Kakrasana. Yang setelah dilantik duduk disinggasana bergelar Prabu Baladewa. Sementara Narayana diangkat menjadi senapati agung negri itu. Namun rupanya, kakak-adik ini tidak memiliki visi yang sama dalam memimpin negri Mandura. Sang raja Baladewa yang memang memiliki temperamen tinggi dan mudah marah, terkadang mengambil keputusan-keputusan yang menyangkut kelangsungan kehidupan negri dan menentukan nasib rakyat Mandura, dalam keadaan emosi dan dengan kondisi marah. Sehingga keputusan-keputusan itu pun terkadang ditentang oleh adiknya sendiri, Narayana, yang berulangkali mengingatkannya agar Baladewa diminta belajar terlebih dahulu mengendalikan dan memimpin dirinya sendiri dari amarah berlebihan yang tidak seharusnya dimiliki oleh seorang raja besar. Di bilik tersembunyi istana pun terkadang, mereka berdua, Baladewa dan Narayana, seringkali adu mulut dan bersitegang tentang banyak hal. Narayana, yang dalam pemikirannya berusaha selalu mengedepankan kepentingan negri Mandura, perlawanannya kepada sang raja Baladewa, disikapi secara berbeda olehnya. Baladewa dalam kondisi emosi menganggap Narayana iri atas tahtanya di Mandura, dan berusaha merongrong kewibawaannya, demi ingin duduk disanggasana menggantikannya sebagai raja Mandura. Sejak itulah Narayana merasa disingkirkan dan memilih untuk pergi dari istana. Rara Ireng justru memutuskan ikut Narayana, yang dianggapnya lebih memiliki kesepahaman dengannnya. Narayana pun hidup di pinggiran sisi barat Mandura, berbatasan dengan hutan Wanamarta sisi selatan. Hidup diantara rerimbunan hutan dan menjadi perompak bagi para bangsawan dan kayaraya yang lewat di daerah persembunyiannya, untuk kemudian harta yang diperolehnya dibagi-bagikan kepada rakyat miskin dan terpencil, jauh dari jangkauan kebijakan istana Mandura. Memang pertentangan Baladewa dengan adiknya, Narayana, yang paling kentara adalah pada hal kebijakan Baladewa yang lebih berpihak kepada para bangsawan dan kayaraya pemilik modal. Dan semakin menindas rakyat miskin. Sehingga keputusan Narayana menjadi perompak adalah sebagai wujud protesnya atas kebijakan-kebijakan yang diambil kakaknya. Cukup lama Narayana menjalani hidup demikian, sampai kemudian suatu ketika aksinya digagalkan oleh seorang senapati agung bangsa Hastinapura, dan dia diberi wejangan agar mengakhiri jalan hidup yang seperti itu, dan mulai membangun sebuah upaya nyata untuk memperjuangkan idealismenya. Seorang senapati yang menyadarkannya adalah salah satu sesepuh bangsa Hastinapura yang begitu dihormati di seluruh dunia wayang, dan dikenal dengan sikap pengabdian sepanjang hidupnya, dia yang dikenal dengan nama Resi Bisma, seorang ksatria senapati yang memilih jalan hidup bagai seorang begawan. Sejak itu Narayana pergi semakin ke barat, memasuki negri bernama Dwarawati. Sebuah negri yang banyak dihuni Bangsa Manusia tapi dipimpin oleh seseorang berdarah Bangsa Raksasa, bernama Prabu Narasingha. Seorang raja yang dalam kebijaksanaanya justru meminggirkan Bangsa Manusia yang mayoritas, tapi secara fisik lebih kecil dan lebih lemah dibanding Bangsa Raksasa yang minoritas. Narayana pun berbaur dengan rakyat negri Dwarawati. Di negri inilah kemudian Narayana belajar untuk berorganisasi, memimpin sebuah pergerakan demi kesamaan hak antara Bangsa Manusia dengan Bangsa Raksasa di negri Dwarawati. Di negri inilah Narayana mengawali pembelajaran dirinya sebagai seorang diplomat, dan menebar pengaruh dengan cara dialog tanpa kekerasan. Walaupun dia memiliki kesaktian ilmu kanuragan yang tinggi, tapi di Dwarawati, dia lebih banyak melebarkan sayap dan semakin banyak orang yang hormat dan segan kepadanya dengan cara-cara tanpa sama sekali menggunakan kesaktiannya. Sampai kemudian Prabu Narasingha memburunya, dan menjadikan Narayana sebagai pemberontak di negri Dwarawati. Namun rupanya Narasingha terlalu percaya diri, bahwa rakyatnya masih takut kepadanya. Dia terkejut ketika melihat sebagian besar penduduknya sudah berani secara terbuka menentangnya atas rasa percaya diri yang berhasil ditanamkan Narayana. Tanpa kesulitan yang berarti, justru Narayana yang berhasil memasuki istana Dwarawati dalam upaya meminta Narasingha meletakkan tahta secara baik-baik. Narasingha yang keras kepala itu pun harus mati terbunuh oleh Narayana, ketika dia memaksakan diri untuk menyerang Narayana, pada saat dia mulai mengetahui bahwa sebagian besar prajurtinya pun sudah mulai menyeberang dan berdiri di belakang Narayana. Rakyar Dwarawati pun satu suara, dan meminta Narayana menjadi raja di Dwarawati setelah istana kosong ditinggal Narasingha. Sejak itulah Narayana bertahta di negri Dwarawati, dan bergelar Prabu Sri Kresna. Ketika itu pun Kresna menunjukkan sikap kenegarawanannya, saat dia juga merangkul orang-orang yang dulu ada di sekitar Narasingha. Termasuk mengangkat Narayudajaya, salah satu keponakan Narasingha, sebagai salah seorang senapati negri Dwarawati. Ketika mendengar Pandawa dibuang di hutan Wanamarta yang terletak di utara negri Dwarawati, Kresna pun segera bergegas ke sana, teringat hutang budinya ketika dia dibantu Pandu, ayah Pandawa dalam melenyapkan ancaman Mandura. Atas bantuan Kresna, Pandawa pun berhasil membangun negri dengan membuka hutan Wanamarta, dan menjadikan wilayah itu negri bernama Amarta. Perlahan tapi pasti, Dwarawati dan Amarta pun menjadi besar dan semakin menjadi negri yang dihormati di seluruh wilayah Dunia Wayang. Dwarawati yang dipimpin Sri Kresna dan Amarta yang dipimpin oleh Yudhistira pun merintis sebuah cita-cita demi sebuah perdamaian di seluruh Dunia Wayang. Perdamaian yang dilandasi saling menghargai dan menghormati antar wilayah negri yang berdaulat dan bermartabat. Kehendak ini pun mereka sampaikan ketika mereka mengundang seluruh tokoh raja, begawan, ksatria di seluruh Dunia Wayang, dalam sebuah perhelatan di negri Amarta yang bernama Sesaji Rajasuya. Justru banyak pemimpin negri yang merasa iri ketika hadir dalam perhelatan Rajasuya dan menyaksikan sendiri mewahnya istana Amarta. Sebagian justru salah sangka dengan menganggap acara Rajasuya sebagai upaya Yudhistira untuk pamer atas istana barunya. Sehingga ketegangan-ketegangan pun terjadi. Yang justru semakin mengeruhkan suasana, ditambah ulah licik pihak Kurawa yang berhasil semakin membuat dua kubu kekuatan di dunia wayang, demi agenda sang raja Duryudana yang iri atas keberhasilan Yudhistira, justru di saat pengasingannya. Kresna, yang kemudian tanggap atas peta pengkutuban kekuatan itu pun, langsung berupaya membantu Yudhistira yang tetap ingin mengupayakan penyelesaian hak atas negri Hastinapura secara damai. Sampai kemudian Kresna sendiri yang datang menjadi duta bagi pihak Pandawa, walaupun nyata-nyata Pandawa kembali sebelumnya ditipu daya dan dibuang selama tigabelas tahun di negri Wirata. Rupanya upaya Kresna untuk membangun dialog itu tidak berhasil. Justru Duryudana, pimpinan Kurawa secara terbuka menantang Pandawa. Sebuah tantangan yang mau tak mau disikapi dengan persiapan pertempuran yang disepakati dilakukan di padang Kurusetra. Kresna sendiri yang kemudian mendampingi Pandawa menjadi penasihat perang. Kresna, seorang raja, pimpinan negri sekaligus juru bicara dan diplomat ulung yang juga pandai dalam strategi perang. Perang Pandawa - Kurawa yang berkobar yang dikenal dengan nama Baratayuda. Adalah Kresna yang mengusulkan strategi demi strategi formasi perang bagi Pandawa. Dia yang begitu pandai membuat tarik ulur, kapan harus menggempur secara luar biasa, kapan harus mundur sejenak, kapan harus menyerang dengan kekuatan apa adanya demi strategi memberi angin musuh dalam rangka melenakan mereka. Kresna yang juga mengusulkan kepada Yudhistira, siapa dan kapan sang panglima perang di medan laga. Sebelum Baratayuda dimulai, Kresna yang mencoba berstrategi memancing Karna agar berkehendak meminta Salya, sang mertua sebagai saisnya saat pertempuran. Karena Kresna tahu bahwa hubungan mertua menantu antara Karna dan Salya tidak begitu bagus. Dan itu bisa menjadi sebuah keberuntungan di pihak Pandawa. Ketika Baratayuda baru mulai, Kresnalah yang mengembalikan semangat Arjuna untuk maju perang, ketika si Arjuna dilanda keraguan harus berhadapan dengan saudara-saudaranya sendiri. Nasihat yang begitu indah yang kemudian tertuang dalam kitab Bhagawadgita. Kresna yang dengan jelinya mengusulkan untuk memasang seorang panglima perang perempuan ketika pihak Kurawa memasang Bisma sebagai panglimanya. Kresnalah yang meminta Gatotkaca sebagai panglima ketika Karna maju menjadi pimpinan perang Kurawa, demi menyelamatkan Arjuna dari senjata pamungkas Karna. Gatotkaca yang kemudian mati oleh senjata mematikan Konta milik Karna yang hanya meminta satu korban, dan siapa pun itu pasti mati. Kresnalah yang kemudian berstrategi mempertemukan Salya dengan Yudhistira. Karena hanya dengan Yudhistira-lah Salya bisa dikalahkan. Sampai Baratayuda selesai dengan kemenangan dipihak Pandawa, tak lepas dari kepandaian dan kejelian Kresna dalam melihat pertanda dan strategi yang tepat untuk diterapkan dalam peperangan. Tapi sosok penggambaran Kresna, tetap seperti cermin bagi kehidupan kita. Kresna yang piawai dalam diplomasi dan strategi, juga memiliki kekurangan-kekurangan. Salah satu hal yang paling kelihatan adalah kekurangan Kresna yang dinilai gagal dalam membina keluarganya sendiri demi kejayaan negri Dwarawati. Kresna memiliki tiga orang istri dan dua orang anak angkat. Dikisahkan Kresna yang memang memiliki kemahiran dalam membangun perdamaian di negri Wayang, sehingga dia dipilih oleh Dewa Wisnu, yang memutuskan menempuh jalan kematiam dan menyatu dengan hati dan pikiran Kresna. Hal inilah yang kemudian cerita itu menggiring kepada keputusan Kresna yang mengangkat anak kepada Sitija dan Siti Sendari, dua anak kandung Dewa Wisnu, dari istrinya Dewi Pertiwi. Sitija yang memiliki watak keras dan memiliki hati seperti batu. Sementara Siti Sendari yang manja dan selalu dihinggapi rasa cemburu, apalagi ketika sejak menikah dengan Abimanyu, mereka tahu tak juga kunjung dikaruniai keturunan. Istri Kresna yang pertama adalah Dewi Jembawati. Seorang putri cantik dari bangsa Kera. Perkawinan mereka melahirkan Samba, seorang ksatria yang sombong dan tak pernah tersentuh kesopanan. Samba yang dalam berbicara seringkali menyinggung perasaan orang lain. Samba yang ketika dewasa juga tak bisa mengendalikan diri dan merayu kakak iparnya sendiri, Dewi Adnyanawati, istri Sitija. Samba yang kemudian mati oleh kemarahan Sitija. Sebuah kejadian tragedi kematian Sitija yang membuat Kresna lepas kendali dan membunuh Sitija, anak angkatnya sendiri. Sementara adik Samba bernama Gunadewa. Seorang tampan yang memiliki postur tubuh dan cara berjalan seperti bangsa Kera. Gunadewa yang kemudian tidak kuat jauh dari kasih sayang orangtuanya, karena Kresna lebih banyak sibuk menjalin hubungan persahabatan dengan negri lain, dan hampir tak pernah memiliki waktu cukup bersama keluarganya di istana Dwarawati. Sehingga Gunadewa memilih untuk pergi tinggal bersama kakeknya, Kapi Jembawan. Jauh dari keramaian. Istri kedua Kresna adalah Dewi Rukmini. Putri negri Kumbina, anak dari Prabu Bismaka. Dari perkawinan ini mereka dikaruniai anak Saranadewa dan Partadewa. Saranadewa yang berwajah Raksasa, yang konon ketika berkasihan dengan Rukmini, Kresna dalam keadaan marah tiwikrama menjadi sosok Raksasa. Rasa kecewa Saranadewa membuat dia mengasingkan diri dan hampir tak pernah muncul di istana Dwarawati. Sementara sang adik Partadewa, yang juga tak pernah bertegur sapa dengan Kresna, memilih untuk membangun padepokan, dan memperdalam ilmu kautaman di desa Dadapaksi. Sementara istri ketiga Kresna bernama Dewi Setyaboma, putri Prabu Setyajid, raja negri Lesanpura. Setyaboma memiliki adik bernama Satyaki yang menjadi panglima perang di Dwarawati. Kresna dan Setyaboma, memiliki putra bernama Setyaka, yang hidup bersama kakeknya di Lesanpura, dan diberi wilayah kasatrian di Tambakwungkal, bagian selatan dari Lesanpura. Setyaka juga merasa asing dengan ayahnya sendiri. Kresna yang dikenal ulung dalam menjalin dialog, tak sempat untuk mencegah perang saudara kerajaan Mandura, negri tempatnya dilahirkan. Sehingga negri kerabat kerajaan Mandura musnah tak ada yang tersisa setelah Baladewa dipaksa turun dari tahta dan pergi entah kemana. Dan kisah itu juga membawa Kresna pada kegagalannya untuk mempersiapkan penerus keturunannya sebagai raja di Dwarawati. Dwarawati setelah Kresna tetap berjaya pada masa jaman Parikesit. Tapi diperintah bukan oleh keturunan langsung dari Kresna. Kerajaan Dwarawati setelah kepemimpinan Kresna dipimpin oleh Arya Sangasanga, anak kandung Satyaki. Pitoyo Amrih
CeritaKresna dalam wayang bahasa jawa di bawah ini sengaja disajikan dalam bahasa jawa ngoko dan sederhana agar mudah dipahami. Meski demikian sajian ini masih sangat kurang dan perlu dibenahi. Untuk itu tugas teman-teman semua membenahi kata-kata yang belum sempurna baik dalam ejaan bahasa jawa maupun terjemahannya.
Cerita Wayang Bahasa Jawa - Jagalabilawa muka hitam seluruh badan adalah nama panggilan Raden Bratasen, nama Wrekodara, ketika masih muda. Bratasena berpura-pura menjadi dirinya sendiri karena Pendawa kurang beruntung akibat ulah Korawa. Bratasena dan saudara-saudara Pendawa lainnya berlindung di negeri Wirata. Mereka melayani Raja Virat. Bratasena bekerja sebagai tukang jagal dan namanya Jagalabilawa. Saat itu, atas usaha putra raja Raden Rajamal, terjadilah duel di Wirata. Jagalabilawa memasuki arena pertarungan dan mampu mengalahkan Rajamala. Sang pendeta dibebaskan dari penderitaan dan kelima bersaudara itu bertugas di Wirata. Wujud dan pakaian Jagalabilawa tidak berbeda dengan Bratasena, hanya rambutnya yang dibelah dan berbentuk gimbal. Sebelum bernama Raden Bratasena, putra kedua Pendawa ini menemani ibunya Dewi Kunti dan dalam perjalanannya bertemu dengan seekor gajah bernama Gajah Sena yang memiliki kekuatan angin. Akibat perselisihan tersebut, pecahlah perang antara putra Pandaw dan Gajah Sen. Gajah Sena kalah dan menyerahkan tenaga anginnya. Gajah Sena mengaku sebagai saudara Bratasena karena berbagi angin yang sama. Gajah Sena melewati nama Sena. Sejak itulah nama Bratasena lahir. Pernah ada lima pemandu di jalan menemani ibu mereka yang membutuhkan. Bratasena dan Pamade yang kelaparan pergi mencari nasi. Keduanya berhasil mendapatkan nasi. Bratasena karena bisa membantu orang yang dimakan monster dan Pamada karena bisa menyatukan pasangan yang tidak mau dekat. Beras artisanal Bratasena yang mereka makan. Oleb, karena mereka sangat lapar, memakannya dengan sangat cepat dan membuat mereka semua mati lemas. Mereka kemudian menemukan air minum di sebuah kolam yang sangat bersih, namun akibat ulah Hyang Bram, air tersebut tercemar dan mereka semua mati. Kematian Pendawa kelima membuat Semar sangat marah. Ia pergi ke Suralaya dan berkat kemarahan Semar, kelima Pandawa hidup kembali. Bratasena dan Wrekodara serba hitam dan wayang dimainkan pada pagi hari. Wayang lain yang dicat hitam adalah Prabu Kresna, Semar, Gareng, Petruk dan cara pembuatannya sama dengan Bratasena. Sumber Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982SIARAN PROGRAM TV ... wayang wong bahasa Jawa ... yang dipentaskan dengan menggunakan orang-orang sebagai tokoh dalam cerita pewayangan. Orang wayang membuat dokumenCerita Wayang Bahasa JawaMAKNA FILOSOFIS PUNAKAWAN BAGI ORANG JAWA … 1, BAB V DAFTER Sedangkan cerita pewayangan masih menggunakan bahasa atau dokumen Jawa KunoCerita Wayang Singkat Bahasa JawaDAMPAK PENGGUNAAN MEDIA CINEMA PADA... Anda dapat menemukan kelas bahasa Indonesia... Hasil penelitian tentang mendengarkan... mendengarkan cerita dan hanya menggunakan buku DokumenPENGEMBANGAN PENDIDIKAN MENENGAH BERBASIS RAKYAT ... Pengajaran Bahasa Jawa ... Wayang ... Daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah DokumenWayang [Mode Kompatibilitas] File PDF•Wayang Tantri - Cerita Binatang; ... Eksperimen di Jawa • Film animasi ... • Film dan pendidikan sejarah, bahasa untuk I_BAB V... Pertunjukan wayang disajikan dalam bentuk cerita dalam sebuah lakon, sehingga sebuah pertunjukan wayang memuat banyak dokumenBima Bungkus bahasa Jawa Dan IndonesiaKOTA SALATIGA Visualisasi Web Menghargai dongeng atau wayang Teks cerita wayang Guru bercerita tentang tokoh wayang tertentu. Kami meminta siswa untuk menjawab pertanyaan tentang dokumenPROGRAM JAWA - File PDF dalam bahasa Jawa yang digunakan sebagai media komunikasi/bahasa pergaulan suku. Terintegrasi dalam... Cerita Film Ramayana. Peninjauan dokumenPencari Data Karakter Film dan Cerita Dalam Kamus ... MESIN PENCARI DATA KAMUS FILM UNTUK FILM DAN CERITA Beserta dokumenBab III. PERFORMA JAWA DARI PERISAI ASLI, File PDF Selain itu, karya tersebut merupakan salah satu kosakata bahasa Jawa, ... cerita wayang ini terkait dengan tokoh yang diwakilinyaPdf Cerita Wayang Bahasa JawaPERAN WAYANG KULIT DALAM KONTEKS SOSIAL... Bahasa wayang disajikan dalam bahasa Jawa, namun dialek Melayu lokal juga disisipkan dalam dialog cerita. Pemutar alat Mastermind dan DokumenPreferensi pembaca terhadap majalah berbahasa daerah PDF fileumum membuat media dengan bahasa pengantar... cerita misteri, tanya jawab hukum, religi, cerita pewayangan... Dokumen dalam bahasa jawaJADWAL KULIAH BAHASA DAERAH File PDF Penilaian cerita fiksi wayang/...dimulai dengan program Bahasa Jawa... dengan bahasa daerah Siswa mengevaluasi kreativitasnya DokumenKEBERADAAN ORANG MINUM - Hyang menjadi wayang dan dukun menjadi dalang. Cerita dalam wayang asli Jawa merupakan petualangan dan pengalaman para leluhur. Bahasa dokumenTuliskan Tokoh Tokoh Pada Cerita WayangTokoh pewayangan dewi Sinta dalam cerita Ramayana tokoh pewayangan dewi Sinta dalam cerita Ramayana. pembelajaran Dokumen Kristia Noviana SaputriPERLINDUNGAN TERHADAP KELOMPOK KULIT PURWO SRI ... kelompok wayang ... Cerita dan bentuk patung 39 Seni Wayang Kulit Purwo ... berasal dari dokumen berbahasa SanskertaAplikasi Web Cerita Film 2020. 7/12 Aplikasi Web Cerita Film Cerita Baratayudha Aplikasi Web Proyek "Wayang" Cerita BaratayudhaPERBANDINGAN KOSTUM GATHUTCACA PADA ORANG DAN FILM ... Sunu Prasetyo ... cerita pewayangan dari kehidupan ... orang dan wayang DokumenPenilaian Materi Wayang WorksheetKRESNA KEMBANG WAOSAN PAKEM - File PDF tentang cerita pewayangan banyak ditemukan pada manuskrip atau manuskrip - ... atau Arab Pegon Aksara Arab dengan bahasa Jawa Documents
. 2 12 370 327 244 258 5 39
cerita wayang prabu kresna dalam bahasa jawa