Banjir Antropogenik, dan Demokrasi. "Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni. dibiarkannya yang tak terucapkan. diserap akar pohon bunga itu.". Begitu kutipan bait terakhir puisi karangan sastrawan terkemuka Indonesia, Sapardi Joko Damono, berjudul "Hujan Bulan Juni.". Juni, bulan yang identik dengan kemarau.
Foto Banjir Banjir adalah bencana yang sering terjadi di wilayah Indonesia. Bencana yang disebabkan oleh faktor hidrometeorologi ini selalu meningkat setiap tahunnya. Meskipun terkadang tidak menimbulkan banyak korban jiwa, bencana ini tetap saja merusak infrastruktur dan mengganggu stablitas perekonomian masyarakat secara banjir sangat beragam. Banjir dapat disebabkan karena curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi serapan tanah yang cukup. Atau dapat terjadi dalam bentuk rob atau bandang. Oleh karena itu, kita harus siap untuk mengantisipasi setiap jenis bencana yang dilakukan sebelum terjadi banjir Perhatikan ketinggian rumah Anda dari bangunan yang rawan banjir. Tinggikan panel listrik. Hubungi pihak berwenang apabila akan dibangun dinding penghalang di sekitar wilayah Anda. Apa yang dilakukan pada saat terjadi bencanaa. Apabila banjir akan terjadi di wilayah Anda Simak informasi dari radio mengenai informasi banjir Waspada terhadap banjir yang akan melanda. Apabila terjadi banjir bandang, beranjak segera ke tempat yang lebih tinggi; jangan menunggu instruksi terkait arahan beranjak. Waspada terhadap arus bawah, saluran air, kubangan, dan tempat-tempat lain yang tergenang air. Banjir bandang dapat terjadi di tempat ini dengan atau tanpa peringatan pada saat hujan biasa atau deras. b. Apabila Anda harus bersiap untuk evakuasi Amankan rumah Anda. Apabila masih tersedia waktu, tempatkan perabot di luar rumah. Barang yang lebih berharga diletakan pada bagian yang lebih tinggi di dalam rumah. Matikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak berwenang. Cabut alat-alat yang masih tersambung dengan listrik. Jangan menyentuh peralatan yang bermuatan listrik apabila Anda berdiri di atas air. c. Apabila Anda harus meninggalkan rumah Jangan berjalan di arus air. Beberapa langkah berjalan di arus air dapat mengakibatkan Anda jatuh. Apabila Anda harus berjalan di air, berjalanlah pada pijakan yang tidak bergerak. Gunakan tongkat atau sejenisnya untuk mengecek kepadatan tempat Anda berpijak. Jangan mengemudikan mobil di wilayah banjir. Apabila air mulai naik, abaikan mobil dan keluarlah ke tempat yang lebih tinggi. Apabila hal ini tidak dilakukan, Anda dan mobil dapat tersapu arus banjir dengan cepat.
Argumentasi= Banjir merupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. bahkan banjir seolah merupakan agenda tahunan yang sangat biasa terjadi. baik dalam cara dan menanggulangi banjir, masyarakat masih sangat terkesan biasa-biasa saja. hal ini sebaiknya tidak boleh terjadi lagi. kebiasaan membuang sampah di sungai dan
BANJIR DAN UPAYA PENANGANANNYAMasalah banjir dihadapi hampir di seluruh negara di dunia. Namun, lahan yang terdapat di kawasan rawan banjir umumnya subur dan menyimpan berbagai potensi serta kemudahan sehingga memiliki daya tarik yang tinggi untuk dibudidayakan. Hal tersebut menyebabkan sebagian kota-kota besar seperti kawasan industri, pariwisata, prasarana perhubungan dan sebagainya tumbuh berkembang serta bermanfaat bagi kehidupan manusia. Namun, dataran banjir juga dapat menimbulkan kerugian bagi manusia berupa genangan banjir yang menyebabkan kerusakan dan bencana. Dengan laju pertumbuhan pembangunan di dataran banjir maka kerusakan dan bencana yang terjadi kemungkinan mengalami peningkatan dari waktu ke proses terjadinya banjir dapat disebabkan oleh kondisi alam yang statis seperti geografis, topografis dan geometri alur sungai; peristiwa alam yang dinamis seperti curah hujan yang tinggi, pembendungan dari laut/pasang dari sungai induk, amblesan tanah dan pendangkalan; serta kegiatan manusia yang dinamis seperti tata ruang/peruntukan dataran banjir yang tidak sesuai, permukiman di bantaran sungai, prasarana pengendalian banjir yang terbatas, amblesan permukaan tanah dan kenaikan muka air laut akibat global warming. Hampir seluruh kegiatan penanganan masalah banjir dilakukan pemerintah dengan beberapa proyek yang lebih mengandalkan upaya-upaya yang bersifat struktur structural measures. Kebijakan pembangunan selama ini cenderung sentralistis dan top-down, serta adanya berbagai kendala/keterbatasan di masyarakat sendiri yang menyangkut kondisi sosial, budaya dan ekonomi. Guna mengatasi masalah banjir dan genangan, masih menggandalkan upaya bersifat represif dengan melaksanakan kegiatan fisik dengan membangun sarana dan prasarana pengendali banjir dan atau memodifikasi kondisi alamiah sungai sehingga membentuk sisteM pengendali banjir in-steam yang hampir diterapkan hampir di seluruh negara yang mengalami masalah banjir. Direktur Jenderal Sumber Daya Air Siswoko menyebutkan kegiatan struktur tersebut antara lain pembangunan tanggul banjir untuk mencegah meluapnya air banjir sampai tingkat/besaran banjir tertentu sehingga terbentuk penampang sungai yang tersusun untuk mengalirkan debit banjir. Selain itu dilakukan normalisasi alur sungai, penggalian sudetan, banjir, kanal dan interkoneksi antar sungai untuk merendahkan elevasi muka air banjir di sungai. Upaya lainnya yakni melalui pembangunan waduk penampungan dan atau retensi banjir, banjir kanal dan interkoneksi untuk memperkecil debit banjir; serta pembangunan waduk/polder, pompa dan sistem drainase untuk mengurangi luas dan tinggi lanjut Siswoko menyebutkan, kegiatan non struktur yaitu konservasi tanah dan air di DAS hulu untuk menekan besarnya aliran permukaan dan mengendalikan besarnya pendangkalan/sedimentasi di dasar sungai. Kegiatan lainnya yakni pengelolaan dataran banjir flood plain management berupa penataan ruang dan rekayasa di dataran banjir yang diatur dan disesuaikan sedemikian rupa untuk memperkecil resiko/kerugian/bencana banjir. Selain itu perlu juga dilakukan penataan ruang dan rekayasa di DAS hulu dengan pertimbangan tertentu, sehingga pembudidayaan/pendayagunaan lahan tidak merusak hidrologi DAS dan tidak memperbesar debit serta masalah banjir. Upaya lainnya berupa penanggulangan banjir flood-fighting untuk menekan bencana dan mengatasinya secara juga mengatakan untuk menangani masalah banjir perlu diterapkan sistem prakiraan dan peringatan dini untuk menekan besarnya bencana serta Flood proofing dengan membangun tanggul keliling, polder dan pompa. Peran masyarakat pun sangat diperlukan disamping penegakan hukum yang lebih tegas. Selain itu perlu dilakukan penetapan sembada sungai dengan didukung penegakan hukum. Tidak ketinggalan, dalam menangani banjir, penyuluhan dan pendidikan masyarakat melalui media serta penanggulangan kemiskinan poverty alleviation sangat mutlak dilakukan. Kondisi dan permasalahan setiap sungai selalu berbeda, agar penerapan sistem pengendalian banjir optimal maka setiap sungai harus melalui kajian yang menyeluruh dengan membandingkan beberapa alternatif/ kombinasi. ind/sdaPusat Komunikasi Publik272005 Apakah informasi di atas cukup membantu? Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Facebook Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Twitter kemenpu Instagram kemenpupr Youtube kemenpu SigapMembangunNegeri
Perhatikankutipan teks berikut ini! Banjir merupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Seolah merupakan agenda tahunan yang sangat biasa terjadi. Baik dalam cara menyi
Berada di Cincin Api Pasifik, wilayah yang secara geologis paling aktif di dunia, Indonesia rentan terhadap bencana alam. Pada Juli dan Agustus 2018 gempa bumi yang seperti tak habis-habisnya melanda Bali dan Lombok, menewaskan lebih dari 600 orang. Tidak lama kemudian, gempa bumi menghantam pantai Sulawesi Tengah, diikuti oleh tsunami lokal yang melanda Kota Palu dan sekitarnya. Lebih dari orang tewas. Hanya beberapa hari sebelum Natal 2018, tsunami melanda pesisir Pulau Jawa dan Sumatra. Dipicu oleh runtuhnya sebagian gunung api Anak Krakatau ke laut setelah letusannya, bencana ini menewaskan sedikitnya 420 orang. Beberapa analis telah mengomentari kesiapan dan tanggapan pemerintah terhadap bencana ini. Namun, di masyarakat sendiri, ada cara pandang yang mengaitkan unsur-unsur keimanan dengan bencana alam. Misalnya, bahwa terdapat dua masjid di Palu yang tetap berdiri-sementara bangunan yang lain hancur-memicu perdebatan tentang intervensi Ilahi dalam bencana alam ini. Baik sebagai respons langsung terhadap bencana atau sebagai cara utuk dapat menghadapi dampak bencana, banyak anggota masyarakat menanggapi ketidakpastian dari alam dengan sikap “lihat saja nanti”. Masyarakat Indonesia menggunakan konsep pasrah, yang berarti berserah kepada Tuhan, untuk mengartikulasikan sikap ini. Pasrah memiliki makna yang berbeda bagi setiap individu dan komunitas, tapi konsep itu sendiri dikenal oleh banyak agama di dunia. Dalam konsep pasrah, nasib umat manusia sepenuhnya ditentukan oleh Tuhan sehingga tidak begitu masuk akal bagi manusia untuk berencana menghadapi kejadian-kejadian dan akibat-akibat yang tidak terduga. Interpretasi pasrah yang lain menyatakan bahwa manusia harus berusaha sekuat tenaga sambil memahami bahwa pada titik tertentu nasiblah yang menentukan. Meski bukan merupakan konsep yang khusus untuk Indonesia saja, lazimnya konsep pasrah di seluruh kepulauan Indonesia mempengaruhi perencanaan penanggulangan bencana alam dan konservasi lingkungan. Ketika semua sudah ditakdirkan, apa gunanya merencanakan kebijakan dan langkah untuk mengurangi dampak dari bencana alam, atau mengakui bahwa manusia memiliki peran dalam melindunginya? Sikap pasif terhadap bencana Penyebab bencana alam di Indonesia–kenyataan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di atas pertemuan lempeng Bumi dan memiliki banyak gunung api–juga telah menjadikan negeri sebagai salah satu daerah yang lingkungannya paling produktif di dunia. Negara ini memiliki tanah yang kaya nutrisi dan terumbu karang yang kaya dengan ikan. Selama beberapa generasi, rakyat Indonesia dan penjajah dari Barat telah memanfaatkan sumber daya ini. Namun, kekayaan yang tampaknya tak terbatas–dieksploitasi melalui pertambangan, produksi minyak kelapa sawit, dan penangkapan ikan tanpa kendali–malah menciptakan masalah yang luar biasa Indonesia memiliki tingkat kerusakan lingkungan tercepat di dunia, dan tampaknya belum ada solusi efektif untuk mengatasinya. Pemerintah Indonesia terus berjuang untuk mempersiapkan komunitas lokal untuk menghadapi bencana, baik bencana akibat manusia, maupun bencana alam, terutama ketika orang umumnya percaya bahwa apa pun yang terjadi itu adalah kehendak Tuhan. Dari Juni sampai September 2018, kami mewawancarai sekitar 30 penduduk di Yogyakarta dan Salatiga, Jawa Tengah, untuk lebih memahami arti konsep pasrah terhadap bencana alam yang dipengaruhi manusia maupun tidak untuk kesiapsiagaan di masa depan. Kami meminta informasi dari penduduk Yogyakarta yang tinggal di dekat Gunung Merapi dan Kota Salatiga terletak 23 kilometer di utara kaki Gunung Merapi. Banyak penghuni Salatiga ingat letusan-letusan Gunung Merapi pada masa lalu. Karena jumlah penduduknya yang lebih dari jiwa, Salatiga adalah kota terbesar di daerah bencana berisiko tinggi. Kami mensurvei dan mewawancarai penduduk dari berbagai latar belakang, dan terlihat jelas dari penjelasan para penduduk, konsep pasrah dan takdir mempengaruhi pemikiran mereka tentang pelestarian lingkungan. Kami menemukan bahwa mereka yang percaya bahwa bencana alam secara langsung dipengaruhi oleh Tuhan cenderung berpendapat bahwa manusia bukan penyebab kerusakan lingkungan. Sebaliknya, mereka yang tidak melihat bencana alam sebagai kehendak Tuhan cenderung beranggapan manusia berperan dalam kerusakan lingkungan seperti limbah platik, pencemaran udara dan air, dan penggunaan sumber daya alam di hutan dan laut secara berlebihan. Penting untuk dicatat bahwa, bagi banyak orang yang kami wawancarai, pasrah bukan hanya disebabkan karena sikap pasif. Pasrah juga merupakan sikap berserah yang timbul dari ketidakmampuan untuk meninggalkan daerah rawan bencana, karena mereka kurang mampu atau tidak memiliki tempat tinggal yang lain. Ada juga karena kegagalan pemerintah menghadapi kerusakan lingkungan yang parah akibat berbagai hal, mulai dari penangkapan ikan yang tak terkendali, deforestasi hingga polusi plastik. Mengenal sikap agama dan budaya Mengingat tingginya tingkat kehancuran lingkungan yang diakibatkan manusia maupun alam di Indonesia, semakin penting bagi pemerintah untuk menanggapi konsep-konsep tertentu dari agama dan budaya yang menghambat masyarakat dalam merespons secara efektif terhadap bencana alam. Pemerintah juga perlu mengatasi faktor-faktor eksternal yang membuat orang tidak dapat meninggalkan daerah bencana tepat waktu, seperti kegagalan sistem peringatan bencana. Dalam hal pengelolaan lingkungan, konsep keagamaan di luar pasrah juga dapat memberikan pelajaran berharga untuk mengatasi masalah tragedi milik bersama ini. Lebih dari 750 ayat dalam Alquran berhubungan dengan lingkungan. Agama Kristen juga mengajarkan untuk menghormati semua ciptaan Tuhan. Ajaran-ajaran ini diakui secara luas di antara orang-orang yang kami survei dan menambahkan perspektif yang kritis pada konteks pasrah dalam kehidupan sehari-hari. Terkait dengan hal ini, karena degradasi lingkungan meningkat dengan cepat, sangat penting untuk memahami bagaimana keyakinan-keyakinan budaya mendukung atau menghambat pengelolaan lingkungan. Ajaran agama dapat membuka wawasan untuk mengatasi hambatan ini. Namun, pada akhirnya pemahaman yang lebih mendalam tentang beragam komunitas di seluruh Indonesia dan berbagai tantangan yang mereka hadapi adalah langkah pertama untuk mempersiapkan masyarakat ketika bencana terjadi. Masa depan manusia mungkin tetap menjadi kehendak Tuhan, tapi masa depan kesehatan lingkungan dunia tetap di tangan manusia. Artikel ini ditulis bersama dengan Chloe King, mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas George Washington.
Banjirmerupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat - 50210659 ariyaaaa455 ariyaaaa455 07.03.2022 B. Indonesia Sekolah Menengah Atas terjawab Banjir merupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan, banjir seolah merupakan agenda tahunan yang sangat biasa terjadi. Baik dalam cara menyikapi dan
Teks persuasi adalah teks yang dimaskudkan untuk mengajak, membujuk, atau menyuruh pembacanya melakukan sesuai sebagaimana yang penulis sampaikan. Struktur teks persuasi sebagai berikut pembukaan, memuat pandangan awal penulis terhadap suatu topik. tesis, memuat gagasan umum penulis tentang topik yang dibahas. argumen, berisi pendapat penulis atau bukti-bukti yang mendukung tesis. rekomendasi, bagian penutup teks persuasi yang berisi ajakan mau saran untuk melakukan hal yang disampaikan pada teks tersebut. Berikut analisis struktur teks persuasi tersebut. Bagian pembukaan pada paragraf adalah Banjir merupakan bencana yang begitu akrab ... kalimat 1. Bahkan, banjir seolah merupakan agenda tahunan ... kalimat 2. Kalimat tersebut memuat pandangan penulis tentang banjir di Indonesia. Bagian tesis pada paragraf adalah Baik dalam cara menyikapi dan menanggulangi banjir, ... Kalimat 3. Pada kalimat tersebut penulis menentukan arah topik permasalahan yang akan dibahas, yaitu cara menanggulangi banjir yang tidak serius oleh masyarakat. Bagian argumen pada paragraf adalah Hal ini sebaiknya tidak boleh terjadi Kalimat 4. Kebiasaan membuang sampah di sungai ... Kalimat 5. Kita harus mengubah kebiasaan hidup ... Kalimat 6. Kalimat tersebut mengandung data berupa fakta yang mendukung argumen penulis. Bagian rekomendasi pada paragraf adalah Marilah kita bersama-sama menjaga lingkungan hidup kita ... Kalimat 7. Kalimat tersebut mengandung kata tugas marilah yang menyatakan ajakan atau saran bagi pembaca. Dengan demikian struktur teks persuasi tersebut adalah pembukaan pada kalimat 1 dan 2, tesis pada kalimat 3, argumen pada kalimat 4,5, dan 6, rekomendasi pada kalimat 7.
Tangseyang Kini Akrab Bencana. Tangse merupakan kecamatan di Kabupaten Pidie yang terletak sekitar 190 km dari Kota Banda Aceh, Ibukota Provinsi Aceh. Tangse dikenal sebagai daerah penghasil beras dengan kualitas terbaik. Bulir padinya putih, saat dimasak, nasinya harum dan pulen.
Banjir merupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. bahkan banjir seolah merupakan agenda tahunan yang sangat biasa terjadi. baik dalam cara menyikapi dan menanggulangi banjir masyarakat masih sangat terkesan biasa-biasa saja. hal ini sebaiknya tidak boleh terjadi lagi. kebiasaan membuang sampah di sungai dan di selokan menjadi penyebab utama terjadinya banjir. kita harus Mengubah kebiasaan hidup kita mulai dari hal kecil Seperti membuang sampah pada tempatnya tidak membuang sampah di selokan atau di Sungai membersihkan saluran pembuangan dan lain-lain . marilah kita bersama-sama menjaga lingkungan hidup kita untuk lingkungan yang sehat dan menentramkan . Identifikasilah bagian-bagian Struktur dari teks persuasi tersebut! ​ Pengertian Banjir merupakan bagian struktur teks persuasif bagian identifikasi fenomena pada kalimat 1 Penyataan ajakan terdapat pada kalimat6 dan 4Fakta terdapat pada kalimat 5 dan 2Pendapat terdapat pada kalimat 3 Penegasan Ulang pada kalimat 7MAAF KALAU SALAH
. 420 386 43 272 429 293 169 102
banjir merupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat indonesia